Puisi: Kesunyian
Ketika Kesunyiaan itu menghampiri relung jiwaku
Aku merasakan kehampaan yang luar biasa
Tak berdaya akan kekelaman yang datang tiba-tiba
Ingin sekali aku menyalahkan kesunyiaan yang datang ini
Tetapi pada siapa aku harus menyalahkannya?
Aku tahu bahwa ini adalah pilihanku sendiri
Mengharapkan kesunyiaan ini datang pada diriku
Begitu datang aku tidak menginginkan kehampaan ini
Walaupun begitu ketidak berdayaanku membuatku lemah
Kelemahaan akan kehampaan ini membuatku semakin tertekan
Tidak berdayaan ini membuatku semakin ketakutan akan satu hal
Bagaimanakah masa depanku nanti dengan kehampaan yang hadir?
Haruskah aku bertahan pada pendirian kehidupan akan kesunyian?
Entahlah, seribu pemikiran datang dan pergi sesuka hati
Tapi tak satu pun bisa mengusir rasa hampa yang ada di hati
Menyerah atau mati! Berjuang atau bertahan! Semua jadi satu
Kesatuan yang tetap meninggalkan lubang hampa yang tertinggal
--
Untuk seorang teman, jika kamu merasa lelah. Pergilah, carilah
kebahagiaanmu seorang diri. Kamu tidak bisa menyalahkan keadaan akan pilihanmu.
Jangan, kamu sesalin pilihanmu itu, tetapi lihatlah ke tempat lain untuk meraih
kebahagiaanmu,
Salam hangat di malam minggu, 17 September 2016, pukul 22.25 di
sebuah tempat terpencil yang penuh sesak barang berantakan.
Ardnt SP
Terima Kasih Atas Kunjungannya Teman
Judul: Kesunyian
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Kesunyian ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP
Judul: Kesunyian
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Kesunyian ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP
Ketika kesunyian atau kehampaan mendekat...hati begitu gundah...galau. bingung. Tak tau harus berujar kepada siapa. Seperti tanpa arah. Terhempas.
BalasHapusTapi tidak. Tidak demikian. Tuhan mendengar. Mendengar suara hati kita yang ditikam sunyi. Tuhan mendengar dan Tuhan Tahu. Hanya berbisiklah pada Tuhan.
*Mencoba berpuisi. Maaf gak jago2 amat ehehe :)
wow Mbak Arinta, itu puisi yang indah dan mengena.... sangat bagus sekali. Terimakasih
Hapus