Aku bisa mati karena rasa yang kau berikan! Rasa ketakutan dan keraguan. Karena aku sudah berulang kali mengalami rasa kecewa. Jangan engkau membunuh rasaku. Aku bisa hancur dan mati! Aku mohon padamu, hi sang bulan dan matahari, Apakah rasa ini bisa membunuhku di antara waktu siang atau malam?
Aku bisa mati karena ketakutan dan tekanan hidup yang kian menyudutkan pandanganku. Aku bagaikan penyair yang tak bisa bersyair. Aku bagaikan tanah liat yang tak terbentuk dengan indahnya. Menunggu sang tangan takdir untuk membentukku menjadi sesuatu yang berarti dan berharga. Karena selama ini aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanyalah seorang tanpa nama dan mengharapkan sesuatu yang indah pada masa yang telah dijanjikan.
Tetapi apa yang kurasakan saat penantian itu akan datang! Rasa ketakutan, rasa cemas yang akan membunuhku. Hi tali maut, datanglah padaku kian cepat. Karena rasa ini aku tidak ingin menanggung beban hidup yang terlalu lama. Jika, nanti semuanya hancur berantakan. Kuatkan aku ya pujangga cinta. Kuatkan aku ya sang pencipta rasa. Berikan aku kekuatan, jangan bubu rasaku tetapi buatkanlah rasaku itu menjadi sesuatu yang manis dan indah. Bukankah aku juga berhak merasakan sesuatu yang manis dan bukan hanya kegetiran dalam kehidupan ini?