Jumat, 29 Januari 2016

Tangan Perusak

Cerpen Anak : Tangan Perusak

“Tidak apa-apa,” seru wanita tua dibelakang Radit.

Radit hanya memandang patung keramik yang pecah berantakan di lantai. Hatinya merasa kecut dan takut. Kenapa barang itu bisa terlepas dari tangannya, padahal dia sudah berusaha memegangnya dengan hati-hati.

“Kamu tidak apa-apa,” tanya wanita tua itu lagi, kali ini sudah berdiri di depan Radit.


Radit hendak meneteskan air mata, wajahnya yang ketakutan. Karena rasa bersalah dan duitnya tidak cukup untuk mengganti patung yang sebelumnya berbentuk wajah nenek tua yang tersenyum. Kini, patung itu hanya berbentuk serpihan keramik yang berhamburan keluar.

“Aaa… aku tidak sengaja,” ujar Radit tergagap, “Aaaku akan berusaha menggantinya.”

“Benarkah?” tanya wanita tua itu yang bernama Ratih dari name tag yang dikenakannya.
Radit mengangguk.

“Bagaimana kamu akan menggantikannya?” ujar bu Ratih, “Apakah uangmu cukup?”

Radit menggeleng, “Aku akan berusaha, aku hanya memiliki uang dua puluh ribu, sisanya tiga puluh ribu akan aku bayarkan nanti.”

Ibu Ratih hanya mengangguk-angguk saja. Lalu, ia pun berujar, “Bagaimana kalau kamu bekerja satu hari disini untuk membayar sisanya.”

Radit bingung, bekerja di tempat barang pecah belah akan membawa resiko yang lebih buruk lagi. Karena di rumah Radit selalu mendapatkan julukan dari abang dan kakaknya tangan perusak. Barang apapun yang dipegang Radit selalu berakhir kesialan.

“Tapi, aku adalah tangan perusak,” katanya lirih.

“Itu yang aku butuhkan. Aku ingin kamu pergi ke ruang belakang itu,” ujar ibu Ratih sambil menunjuk pintu kecil yang bertuliskan dilarang masuk. “Aku ingin kamu memecahkan beberapa barang yang ada disana.”

Radit semakin bingung mendengar perkataan ibu Ratih itu, tetapi Radit memasukin ruangan yang ditunjuknya. Disana, Radit melihat banyak barang-barang tua yang semuanya berbentuk kaca. Radit pun memulai mencoba memecahkan barang-barang itu menjadi serpihan potongan-potongan. Kemudian ada orang yang mengambil serpihan itu dan masuk ke ruangan lain yang berada di sebelah kanan Radit.

Ia pun penasaran dan mengintip dari celah-celah. Pecahan itu dirangkai menjadi vas, kotak tissue, dan berbagai bentuk lainnya. Pecahan itu dipandupandankan dengan berbagai serpihan warna lain dari piring-piring dan guci yang sudah rusak. Hasilnya, Radit tercenggang karena indah dan menarik.

Radit tidak menyadari saat sedang melihat keajaiban tangan dari beberapa pengerajin itu, ibu Ratih sudah berada di sampingnya. “Kerja kamu cukup bagus dan kamu sudah boleh pulang,” ucap bu Ratih dan diikutin iringan senyum manis wanita tua itu.

Radit menangguk dan berjanji akan berhati-hati. Sebelum pulang, ibu Ratih memberikan bingkisan ke Radit dan ia berkata jangan dibuka sebelum sampai di rumah. Radit mengangguk, ia sudah tidak sabar untuk tiba di rumah.

Saat tiba di rumah, Radit langsung masuk ke dalam kamar dan membuka bingkisan itu. Dia terkejut, karena patung yang dia pecahkan tidak sengaja berada dalam bingkisan itu. Radit tersenyum saat membaca catatan dari selembar kertas di dalam bingkisan itu. “Tangan perusak yang memiliki hati lembut, berikan patung ini untuk hari ulang tahun nenekmu. Lain kali, lain kali jangan terlalu sering melamun saat sedang bekerja.”

Kini Radit menyadari, kenapa setiap memegang barang, barang itu selalu jatuh. Karena pikiran Radit selalu terbang kedalam alam mimpinya dan membuat pegangannya jadi tidak kuat dan barang yang dalam genggamannya terjatuh. Sama seperti di toko keramik bu Ratih. Saat memegang patung keramik berwajah nenek lucu, Radit membayangkan bahwa neneknya akan senang menerima kado dari Radit di hari ulangtahun neneknya minggu depan. Tetapi Radit bingung karena harga patung tersebut mahal dan dia pun berhayal, kemudian, tahu sendirikan?

Ditulis Oleh Arndt SP

Tulisan ini spesial hanya di posting di blog Dunia penuh kata. Special ditulis di 29 Januari 2016 di sela-sela kesibukan di siang hari. Salam sastra dan selamat berkarya selalu.

Pesan moral : kalau bekerja jangan sambil melamun, kerjaan jadi tidak beres dan malah menimbulkan kekacauan.




Terima Kasih Atas Kunjungannya Teman
Judul: Tangan Perusak
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Tangan Perusak ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP

0 comments:

Posting Komentar

Thanks to leave good and polite comments here

 

The words is WORLD Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang