Perjalanan ke
Pulau Naga
Untunglah,
salah satu diantara kami pernah pergi ke Pulau Naga. Sehingga dia mengetahui
lokasi makan yang terdekat. Karena kami notabennya adalah orang yang tidak
memiliki banyak uang. Sehingga mereka berencana makan di warung padang. Lalu,
aku yakinkan mereka kalau (pada masa itu) ada paket hemat yang disediakan di
salah satu fast food yang terkenal. Hanya kisaran 10K sudah dapat minum, nasi,
plus satu potong paha ayam pastinya.
Akhirnya mereka
setuju, tetapi ternyata mereka (para pria) berasa tidak nendang makan nasi “segenggam”
jadi merasa bersalah dengannya. Soalnya, aku makan nasinya saja tidak habis,
jadi aku paruh tuh nasiku dan berikan kepada salah satu dari mereka. Kami pun
makan dan menikmatin suasana yang tidak terlalu ramai, karena sudah lewat dari
jam makan siang bagi pegawai kantoran.
Melihat jam,
waktu itu terasa sangat cepat berlalu dan tahu-tahu sudah waktunya balik ke
markas besar. Sedih rasanya, karena tidak tahu apa yang akan menanti kami
kedepannya. Khususnya diriku, aku tidak memiliki tempat tinggal, tidak memiliki
kenalan, serta duit yang pas-pasan saja. Pasalnya, ibu tidak memberi restu
keputusanku untuk pergi menjadi kuli tinta. Padahal, sejak dulu aku
bercita-cita ingin menjadi penulis. Sedangkan ibu tidak menyukai hal itu, entah
apa alasannya. Sampai detik ini tidak pernah mengetahuinya dan selalu gagal
menjadi seorang penulis sejati!
Tiba di
markas, mas manis yang berasal dari Jawa itu telah menanti kita dan
menceramahin kita karena terlalu lama. Padahal toh, kita Cuma telat beberapa
menit saja. Pada saat kami datang pertama kalinya dalam ruangan itu tidak
terlalu ramai, lalu kemudian banyak orang yang baru disana, lalu lalang, serta
sibuk di depan computer sambil mengetik serius. Aku hanya menatap sekilas
dengan rasa yang pasti bawasanya aku akan menjadi bagian dari mereka juga nanti
(amin).
Di dalam
ruangan itu, kemudian satu per satu mereka berdatangan, para pemimpin redaksi
dan juga pimpinan umum. Aku juga tak tahu pasti. Karena saat itu aku masih
baru. Lalu, ditanyalah apakah kami siap tahan banting untuk dilatih, ditraning.
Salah satu dari kami berteriak “SIAP”. Aku menjawab ragu-ragu dan berkata “Semoga
saja” lalu, tibalah giliran ditanya dimana kami akan menginap?
Tentu saja
kami yang tidak memiliki kenalan di Batam tidak memiliki tempat tinggal. Kemudian
salah satu tetuah disana menyatakan bahwa para pria akan tinggal di kantor lama
untuk sementara waktu. Terus aku bagaimana? Aku bagaimana??? Bagaimana nasibku?
Mereka (para tetuah) menatapku nanar. Karena aku satu-satunya wanita disana,
tentunya tidak mungkin tinggal di dalam kantor lama yang akan berisikan empat
orang pria. Berabe kan urusannya? Walaupun sudah gede, tetap saja, mission
impossible! Hahahaha…
Jadilah,
salah satu senior wartawati disana bersedia memberikanku tumpangan menginap
beberapa waktu. Aku bersyukur sekali, aku pun pulang bersamanya di rumahnya. Rumahnya
sangat nyaman. Oh ya, sebut saja seniorku itu bernama Ms. Apple. Disana dia
memiliki ponakan, jadilah aku sekamar dengan ponakannya yang bernama Ms. Diamon
(koq namanya diamon? Soalnya hatinya baik banget).
Namanya
rumah para single women, jadi jangan harap kalau di rumahnya ada makanan
hahaha. Untunglah di depan komplek perumahannya dekat dengan jalan raya, jadi
aku bisa membeli makanan dan makan dengan lahap. Karena sumpah, keringat dingin
karena kelaparan. Okey, apakah cerita yang menantiku besok? Simak terus ya jika
berminat mengetahui pengalaman getir pahit dan manisnya kehidupan di dunia
koran merah itu.
Terima Kasih Atas Kunjungannya Teman
Judul: Bermalam di Rumah Senior
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Bermalam di Rumah Senior ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP
Judul: Bermalam di Rumah Senior
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Bermalam di Rumah Senior ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP
0 comments:
Posting Komentar
Thanks to leave good and polite comments here