Cerpen Anak: Dono dan Doni
Si kembar, mereka memanggilnya identik tetapi kelakuan mereka
berbeda jauh satu dengan yang lain. Doni terkenal sebagai anak yang baik dan
ringan tangan, beda jauh dengan Dono yang terkenal badung dan jahil. Meskipun berbeda
sifat, tetapi mereka saling meyayangi satu dengan yang lain.
Pada suatu hari, Dono kembali berulah, padahal dia sudah dihukum
daddy karena kelakuannya yang membuat bakso mang Dul jatuh, untunglah hanya
tersisa tiga mangkuk lagi. Sehingga daddy tidak bayar mahal untuk kerugian itu.
Tetapi Daddy malu karena kelakuan Dono ini sudah terlalu, sungguh terlalu.
“Dooooooonnnnnnnoooooo,” teriak Daddy.
Dono yang sudah mengetahui teriakan Daddy itu, pasti Daddy telah
mengetahui aksi jahilnya. Hari ini, baju bu Mira penuh dengan lumpur. Karena pada
saat itu, Dono sedang berjalan-jalan dan terjatuh. Karena jatuhnya dilumpur,
tangannya jadi kotor. Oleh karena itu, dia melihat jemuran Bu Mira langsung
saja dengan tanpa pikir panjang ia mengelapkan tanganya pada seprai putih yang
baru saja dicucinya.
“Ayah capek dengan kelakuanmu. Coba kamu seperti Doni,” ujar
ayah marah.
Dono diam saja dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Di kamar
Dono melihat Doni sedang terbaring dibawah selimut, sepertinya Doni sedang
sakit.
***
Doni ternyata sakit DBD, untunglah orang-orang mengira yang
sakit itu Dono. Akhirnya Dono menyamar bahwa dirinya adalah Doni. Sebelum melakukan
itu, dia meminta izin pada Doni. Doni tidak mempersoalkannya.
Berhubung dia menyamar menjadi Doni, Dono berusaha keras untuk
tidak berbuat
jahil. Waktu dia bertemu dengan mang Dul yang sedang duduk
dibawah pohon.
“Sini Doni,” panggil mang Dul.
Dono pun menghampirinya, “Ada apa mang?”
“Suasana komplek terasa damai ya tidak ada Dono. Tidak ada suara
teriakan kesal karena menjadi korban kejahilan Dono,” ujar mang Dul yang tidak
tahu bahwa yang diajaknya bicara itu Doni.
Dono hanya masem-masem saja, geram tetapi mencoba tidak berbuat
jahil.
“Kamu sudah makan,” tanya mang Dul tiba-tiba.
Dono pun menggelengkan kepalanya, lalu mang Dul berdiri dan
memberikannya satu mangkuk bakso panas. “Ini untukmu,” ujar mang Dul.
“Tapi mang Dul, aku tak punya uang,” tolak Dono.
“Tidak apa-apa, selama ini kamu sudah banyak membantu mang Dul. Sekarang
gantian mang Dul memberikan bakso gratis soalnya perutmu dari tadi bunyi terus,”
kata mang Dul.
Dono jadi merasa bersalah, karena harus makan gratis yang
seharusnya itu adalah hal Doni.
“Kalau kamu yang sakit, pasti mang Dul akan besuk kamu di
rumahsakit,” ujar mang dul tiba-tiba dan membuat Dono tersedak.
“Tapi, saya Dono, Doni yang berada di rumahsakit,” ujar Dono
pelan.
Mang Dul hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia sudah tahu,
selama Doni di rumahsakit, Doni telah menceritakan pada daddynya dan karena selama
seminggu kelakukan Dono sudah seperti Doni, mereka merasa senang.
Meskipun sekarang Dono telah berubah menjadi baik tetapi
terkadang sikap isengnya tidak berubah, jadi kalau ada suara pria yang
berteriak, dooooooooooonnnnnnnnnoooooo itu tandanya Dono mulai beraksi lagi. Walaupun
identik, sifat mereka jauh berbeda.
Terima Kasih Atas Kunjungannya Teman
Judul: Dono dan Doni
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Dono dan Doni ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP
Judul: Dono dan Doni
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Dono dan Doni ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP
0 comments:
Posting Komentar
Thanks to leave good and polite comments here