Jumat, 12 Februari 2016

Stasiun Badung dan Dago

Liburan ke Bandung


#1st Day

Kehidupan terus berjalan, terkadang kita suka lupa dengan waktu. Tahu-tahu sudah tua hahaha. Apalagi bagi yang tidak pernah holiday seorang diri. Nah, kali ini aku ingin mencoba menikmatin kesendirianku. Bukan karena masih berstatus “digantung” alias nggak jelas punya pacar atau tidak. Nah, aku mau mencoba mengingat perjalanan selama empat hari di Bandung.


Bandung Kota tidak seperti yang aku bayangkan dingin semeriming tetapi sama saja seperti di ibukota Jakarta yang super dumper hot. Beruntung cuaca di Bandung tidak terlalu hot dibanding Jakarta. Rasanya saat kaki menginjak stasiun Bandung, aku ingin teriak keras-keras “FINALLY I am in BANDUNG, Yippiew” tetapi aku teriaknya dalam hati saja dengan mata berbinar-binar haru hahahaha.


Bingung mau keluar lewat mana, ternyata di Bandung itu, uppss maksudnya di Stasiun Hall Bandung ada dua yakni Selatan dan Utara. Kalau selatan menuju kebon jati dan sangat dekat banget dengan terminal angkutan kota St Hall, begitu orang Bandung menyebutnya. Sumpah, diriku blank mau mencari penginapan dimana untuk malam ini? Dengar-dengar kabar burung dan hasil research penginapan di dekat stasiun banyak untuk style backpacker kaya aku. Alhasil celingak-celinguk nanya pada tidak tahu alamat yang aku cari di Jalan Enciz Ajis, konon kabarnya neh kamar masih berada di tariff seratus ribu per malam, khususnya harga tarif terendahnya.

Bingung dan capek, karena masih mabuk kereta api, eh mabuk darat. Karena selama perjalanan sudah menghabiskan tiga permen untuk mengusir hus hus hus jauh-jauh mabuk yang ada di benak ini. Lagian meskipun duduk selama empat lebih di kereta api tetap aja melelahkan bingo. Terlintas dibenak kearah Dago saja. Langsung deh, lihat angkutan kota (angkot gitu) yang berwarna hijau dengan tulisan ST Hall – Dago, cap cups mang, jalan.

Dengan berbekal informasi yang tidak banyak dan budget yang terbatas, ah pikirku cari aja penginapan murah di daerah Dago pasti ada. Angkot yang saya tumpangin sudah penuh dan hanya menyisakan satu kursi kayu kecil di depan pintu keluar masuk, ya sudah yang penting langsung wes wes aja neh angkot tidak perlu menanti-nanti berlama-lama. Masukan super seksi suitcase warna kuning dan aku pun duduk dengan manis dan termenung, memandang nasib welcome to the jungle hahaha. Penumpang yang dibagian belakang mayoritas perempuan, Tanya-tanya dikit dan eh aku kelewatan Jalan Riau, padahal menurut informasi didalam buku itu jalan juga menyediakan tempat penginapan murah, ya sudah lah mau bagaimana lagi.

Terima Kasih Atas Kunjungannya Teman
Judul: Stasiun Badung dan Dago
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Stasiun Badung dan Dago ini. Sesama pecinta dunia blogger marilah kita saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan sudah membaca di sini. Salam Penuh Kasih dan Karya. Arndt SP

2 comments:

  1. Masih bersambung kah ? belum ke perjalanan inti nih :)

    BalasHapus
  2. hehehe, iya mbak, habis tahu-tahu udah kepanjangan, ntar bosan hahaha.... bagaimana perjalanan liburannya? aku berkali-kali mengintip tak sabar menanti tulisan barunya

    BalasHapus

Thanks to leave good and polite comments here

 

The words is WORLD Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang